pagi itu
tiba-tiba saja cahaya itu hilang, dan
Bet ...Gelap !
akupun tersentak ...kaget
"kiamat mungkin", bathinku
dan aku semakin tak mengerti
ketika ayam jantanku berkokok kembali - saling bersahutan
bukankah tadi subuh sudah berkokok ?
keanehan apalagi yang Tuhan berikan untuk manusia
lalu,
aku lihat - bapaku takbirkan tangan
lalu sungkurkan wajahnya - sujud
tiba-tiba,
cahaya itu kembali bersinar - dan anak-anak ayam keluar dari induknya
Inilah kuasa Illahi !
tatkala Matahari - Bulan dan Bumi tepat pada satu garis edarnya
dan bumi terkungkung dalam umbra bulan yang menggelapkan
gerhana itupun terjadi ! Gerhana Matahari namanya....
ada yang total... sebagian ataupun
cincin....
yang pasti - ketika bulan hendak meninggalkan sang surya
setelah agak lama bersenggama - melepas rindunya yang mendalam
terlarang untukku mengintipnya - melihatnya
"Nanti buta !" kata bapaku
awal hidayat
bobotsari, mei 2010
Kamis, 20 Mei 2010
GERHANA BULAN
aku masih ingat,
dan mungkin kaupun juga merasakannya
saat ibu-bapa atau nenek moyang kita memukuli lesung-lesung itu
ketika purnama malam hendak dimangsa graha
malam itu semua orang berkumpul : tua - muda - bahkan anak-anak
sembari menanti saat-saat bulan itu tenggelam ditelan graha
sambil menunggu graha muntahkan kembali purnama malam
karena bunyi-bunyian lesung bertalu-talu
ya begitulah,
ketika matahari - bumi dan bulan pada satu garis lurus
pada bidang orbitnya
dan bulan terbenam dalam umbra bumi untuk waktu tertentu
gelap pun membutakan mataku - tapi suara lesung itu masih jelas terdengar
Gerhana...gerhana ...!
"Bulan dimakan buta, cepat pukuli lesung itu!" teriak nenek tua
sekejap saja, semua orang berhamburan
ada yang bawa tikar - kerodong sarung - ada pula yang ke langgar
bersujud kepada Sang Pencipta
oh...., betapa kuasa-Nya
betapa indahnya Tuhan ciptakan semesta ini
dengan fenomenanya yang serasi dan menakjubkan
seperti malam ini
dan,
mari giliran kita tabuh lesung-lesung itu !
awal hidayat
bobotsari, 20 mei 2010
dan mungkin kaupun juga merasakannya
saat ibu-bapa atau nenek moyang kita memukuli lesung-lesung itu
ketika purnama malam hendak dimangsa graha
malam itu semua orang berkumpul : tua - muda - bahkan anak-anak
sembari menanti saat-saat bulan itu tenggelam ditelan graha
sambil menunggu graha muntahkan kembali purnama malam
karena bunyi-bunyian lesung bertalu-talu
ya begitulah,
ketika matahari - bumi dan bulan pada satu garis lurus
pada bidang orbitnya
dan bulan terbenam dalam umbra bumi untuk waktu tertentu
gelap pun membutakan mataku - tapi suara lesung itu masih jelas terdengar
Gerhana...gerhana ...!
"Bulan dimakan buta, cepat pukuli lesung itu!" teriak nenek tua
sekejap saja, semua orang berhamburan
ada yang bawa tikar - kerodong sarung - ada pula yang ke langgar
bersujud kepada Sang Pencipta
oh...., betapa kuasa-Nya
betapa indahnya Tuhan ciptakan semesta ini
dengan fenomenanya yang serasi dan menakjubkan
seperti malam ini
dan,
mari giliran kita tabuh lesung-lesung itu !
awal hidayat
bobotsari, 20 mei 2010
Selasa, 18 Mei 2010
HALILINTAR
dan suara itu pun menggetarkan segenap penjuru jagat raya
bahkan setiap sudut tanah tempat leluhur bersemayam,
ada yang menutup telinga,
takut,
bahkan mungkin hancur
ya begitulah,
ketika gesekan awan sudah sering terjadi
dan gerimis hujan menambah jumlah muatan listriknya
mau tidak mau - dan harus terjadi !
kilat itupun mengagetkan lamunanku ...
mendebarkan hatiku...
dan dengan keterpaksaan yang mendalam
kututup telingaku,
kupasang penangkal petir,
dan sembari menunggu suara itu datang kembali
kulantunkan dzikir pada sang Pencipta...
bahkan setiap sudut tanah tempat leluhur bersemayam,
ada yang menutup telinga,
takut,
bahkan mungkin hancur
ya begitulah,
ketika gesekan awan sudah sering terjadi
dan gerimis hujan menambah jumlah muatan listriknya
mau tidak mau - dan harus terjadi !
kilat itupun mengagetkan lamunanku ...
mendebarkan hatiku...
dan dengan keterpaksaan yang mendalam
kututup telingaku,
kupasang penangkal petir,
dan sembari menunggu suara itu datang kembali
kulantunkan dzikir pada sang Pencipta...
TATA SURYA
betapa bahagianya ketika aku memandangmu,
ketika aku melihatmu,
meski jauh dan tak mungkin aku dapat menggapaimu
tapi,
paling tidak aku bisa merasakan nikmatnya secangkir kopi
di setiap pagi
ya...betapa mungilnya kau Merkurius - manakala kau dekat dengan matahari
betapa cantiknya kau Venus - ketika kau coba terangi subuh
betapa indahnya Bumiku - saksi bisu ketika aku coba tanamkan benih cinta
betapa garangnya kau Mars - seakan tidak terima ketika cintaku layu ditelan waktu
dan kau Yupiter - bukankah Saturnus masih tetap setia dengan cincinnya ?
meski waktu 'tlah lama mengalir dari timur ke barat
Uranus pun enggan bergeser pada orbitnya
apalagi Neptunus - sampai saat ini masih sedih - merasa iba dengan nasib Pluto
Mengapa semua ini harus terjadi ?
duh ...Pluto,
betapa malang nasibmu...semua manusia sudah tidak sudi lagi padamu
sudah enggan memandangmu - apalagi memanggilmu
biarlah waktu yang akan mencatatnya - entah sampai kapan
yang pasti,
mungkin karena kau terlalu jauh - kau terlalu kecil,buang banyak biaya 'tuk menggapaimu,
'tuk melihatmu !
ketika aku melihatmu,
meski jauh dan tak mungkin aku dapat menggapaimu
tapi,
paling tidak aku bisa merasakan nikmatnya secangkir kopi
di setiap pagi
ya...betapa mungilnya kau Merkurius - manakala kau dekat dengan matahari
betapa cantiknya kau Venus - ketika kau coba terangi subuh
betapa indahnya Bumiku - saksi bisu ketika aku coba tanamkan benih cinta
betapa garangnya kau Mars - seakan tidak terima ketika cintaku layu ditelan waktu
dan kau Yupiter - bukankah Saturnus masih tetap setia dengan cincinnya ?
meski waktu 'tlah lama mengalir dari timur ke barat
Uranus pun enggan bergeser pada orbitnya
apalagi Neptunus - sampai saat ini masih sedih - merasa iba dengan nasib Pluto
Mengapa semua ini harus terjadi ?
duh ...Pluto,
betapa malang nasibmu...semua manusia sudah tidak sudi lagi padamu
sudah enggan memandangmu - apalagi memanggilmu
biarlah waktu yang akan mencatatnya - entah sampai kapan
yang pasti,
mungkin karena kau terlalu jauh - kau terlalu kecil,buang banyak biaya 'tuk menggapaimu,
'tuk melihatmu !
Galaksi
ingatkah kau - ketika atmosfera itu saling merengkuh
memilin ....
mencoba merangkai kembali sisa-sisa debu
yang lama berserakan
yang 'tlah lama pudar - karena waktu belum sudi menjadi saksi
jagat raya pun berteriak keras : "Alangkah indahnya jika engkau ada dihatiku..!'
dan,
karena rasa cinta - kasihnya ...
debu-debu itupun semakin kuat memilin, meski waktu belum juga sudi jadi saksi
tapi,
sampai pada akhirnya - aku mengerti
betapa kuasa-Nya,
betapa indahnya - jagat raya dengan sejuta bintang-bintang
yang melangkah pasti bersama putaran jarum jam
bersama alphabet yang setia dieja setiap waktu :
Bima Sakti - Andromeda - Blue Pin Well -
Kabut Magellan - Roda Biru -
atau mungkin Dollar Perak
Langganan:
Postingan (Atom)